Gizi Seimbang Dimulai dari Keluarga

Gizi Seimbang Dimulai dari Keluarga

Gizi Seimbang Dimulai dari Keluarga

Gizi Seimbang Dimulai Dari Keluarga
Indonesia masih menghadapi masalah beban gizi ganda. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi balita underweight (kurus), stunting, dan overweight mengalami penurunan prevalensi dibandingkan data Riskesdas 2013. Meski demikian, Riskesdas 2018 juga mencatat bahwa ada peningkatan defisiensi zat gizi mikro yang muncul dalam manifestasi anemia pada ibu hamil dan adanya kenaikan prevalensi overweight dan obesitas pada kelompok di atas 18 tahun.
Berbagai permasalahan gizi saat ini baik gizi kurang termasuk stunting dan gizi lebih, ternyata tak hanya dialami masyarakat menengah ke bawah atau pedesaan tapi terjadi hampir di seluruh strata ekonomi masyarakat termasuk perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa pemicu masalah gizi tersebut bukan hanya kemiskinan, namun juga kurangnya pengetahuan masyarakat akan pola hidup sehat dan pemenuhan gizi yang optimal.
Karena itu pada Hari Gizi Nasional (HGN) ke-59 pada 25 Januari 2019, Kementerian Kesehatan RI terus mensosialisasikan perlu usaha bersama untuk dapat meningkatkan status gizi. Upaya penanggulangan masalah gizi dilakukan melalui perbaikan pola asuh, pola makan, peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta peningkatan aktivitas fisik.
Kemenkes menekankan kebijakan kesehatan dan pendidikan gizi perlu fokus pada pencegahan dini daripada pengobatan. Untuk itu, sosialisasi gerakan masyarakat sehat dimulai dari keluarga sejak dini. Kemenkes mengajak semua pihak untuk memperhatikan variasi makanan yang dikonsumsi melalui isi piringku, dimana separuh dari isi piringku adalah sayur dan buah, sedangkan setengahnya lagi adalah makanan pokok dan lauk pauk.
Gizi Seimbang Dimulai dari Keluarga



Gizi Seimbang Dimulai dari Keluarga

Related posts

One Thought to “Gizi Seimbang Dimulai dari Keluarga

Leave a Comment