Embung Mendukung Produktivitas Pertanian
Salah satu cara untuk menanggulangi kekurangan air di lahan sawah tadah hujan adalah dengan membangun kolam penampung air atau embung. Seperti disarikan dari laman pustaka.setjen.pertanian.go.id, embung adalah kolam penampung kelebihan air hujan pada musim hujan dan digunakan pada saat musim kemarau.
Tujuan dari pembuatan embung antara lain: menyediakan air untuk pengairan tanaman di musim kemarau; meningkatkan produktivitas lahan, masa pola tanam dan pendapatan petani di lahan tadah hujan; mengaktifkan tenaga kerja petani pada musim kemarau sehingga mengurangi urbanisasi dari desa ke kota; mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan risiko banjir; memperbesar peresapan air ke dalam tanah.
Namun sebelum membuat embung, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan, yaitu: tekstur tanah: Agar fungsinya sebagai penampung air dapat terpenuhi, embung sebaiknya dibuat pada lahan dengan tanah liat berlempung; Pada tanah berpasir yang porous (mudah meresapkan air) tidak dianjurkan pembuatan embung karena air cepat hilang. Kalau terpaksa, dianjurkan memakai alas plastik atau ditembok sekeliling embung.
Untuk ukuran embung bisa dibangun secara individu atau berkelompok, tergantung keperluan dan luas areal tanaman yang akan diairi. Untuk keperluan individu dengan luas tanaman (palawija) 0,5 hektare, misalnya, embung yang diperlukan adalah panjang 10 m, lebar 5 m dan kedalaman 2,5 – 3 m.
Embung Mendukung Produktivitas Pertanian
Embung Mendukung Produktivitas Pertanian