Sejarah Kereta Api di Indonesia
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Pada tahun 2011 nama perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Selanjutnya, untuk mengembangkan KRL Jabodetabek, pada tahun 2008 dibentuk anak perusahaan PT KA, yakni PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), yang fokus pada pengoperasian jalur kereta listrik. PT KCJ memulai proyek modernisasi angkutan KRL pada tahun 2011, dengan menyederhanakan rute yang ada menjadi 5 rute utama. Proyek ini dilanjutkan dengan renovasi, penataan ulang, dan sterilisasi sarana dan prasarana termasuk jalur kereta dan stasiun kereta.
Kemudian, di tahun 2013 PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II menghadirkan sebuah layanan transportasi publik berbasis “railway” bernama Kereta Api Bandara. PT Railink berhasil mengoperasikan KA Bandara Kualanamu sebagai KA Bandara pertama di Indonesia pada 25 Juli 2013. Setelah 3 tahun KA Bandara Kualanamu bertumbuh, PT Railink menghadirkan KA Bandara baru di Ibu Kota Negara yaitu KA Bandara Soekarno-Hatta (BSH). KA Bandara Soekarno-Hatta akan melayani rute Manggarai sampai dengan Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 36,3 km.
PT KAI akhirnya berhasil menyelesaikan pembangunan kereta bandara pada awal Desember 2017 yang terdiri dari 10 rangkaian dengan kapasitas total 272 penumpang. Setelah adanya kereta bandara, Indonesia mengukir sejarah baru dengan membangun moda transportasi modern bernama Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) sebagai sebuah sistem transportasi transit cepat dengan menggunakan kereta rel listrik yang dimulai pada tahun 2017.
Pada 1 Agustus 2018, LRT pertama di Indonesia mulai beroperasi di Palembang dengan panjang jalur 23 km. Setelah itu dilanjutkan dengan LRT di Jakarta Utara sepanjang 5,8 km. Kemudian, pada Maret 2019 pengoperasian Mass Rapid Transit (MRT) menjadi awal sejarah pengembangan jaringan terpadu yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI Jakarta. Ke depan, Indonesia kembali mengembangkan transportasi publik yaitu dengan melanjutkan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) hingga terintegrasi ke berbagai penjuru kota Jakarta. Tidak hanya itu, Indonesia juga akan mengembangkan kereta cepat Jakarta-Bandung yang saat ini proses pembangunannya sudah mencapai 32% dan ditargetkan beroperasi tahun 2021.
#IndonesiaBaik #KeretaApi #YangMudaSukaData
—
Ikuti media sosial kami
Facebook: https://www.facebook.com/IndonesiaBai…
Instagram: https://www.facebook.com/IndonesiaBai…
Twitter: https://twitter.com/indonesiabaikid
—
http://indonesiabaik.id/
Sejarah Kereta Api di Indonesia
Sejarah Kereta Api di Indonesia
Wah dah ada Suara orang nya😀